tag:blogger.com,1999:blog-50259487649995215382024-03-14T09:11:06.465+07:00Banda NairaThe Ring of Pearljoe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.comBlogger65125tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-58805121579643541422011-09-26T13:09:00.005+07:002011-09-26T13:20:58.800+07:00Pesan Damai "Almascatie"<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;"><br /></span>Sebuah narasi persahabatan Islam-Kristen dengan judul 'Nilai SMS Almascatie' dibacakan dalam Ibadah Minggu di Gereja Maranatha. Aprino Berhitu, sang penulis narasi yang beragama Kristen, menceritakan persahabatannya dengan seorang Muslim bernama Almascatie.<br /></div><br />Inilah isi narasi 'Nilai SMS Alamscatie' yang dibuat berdasarkan isi SMS antar kedua sahabat tersebut.<br /><br />"Selain dirimu, jagalah juga ayah dan ibumu. Saya mencintai keluargamu. Ambon seperti ini karena kita sedang diperalat. Saya tidak mau hal ini terjadi, sebaiknya kita bertemu untuk bersama-sama mencari solusinya,'' ucap Aprino Berhitu saat membacakan isi SMS Almascatie dalam narasi karyanya. ''Tolong kendalikan orang-orang di sekelilingmu. Tetaplah berdoa, saya akan selalu mendoakanmu, Rino. Hati-hati."<br /><br />Dalam tulisannya, Aprino juga menyatakan, meski berbeda agama, dirinya sangat menyayangi Almascatie sebagai saudara sesama orang Maluku yang harus menjaga perdamaian di tanah kelahiran mereka.<br /><br />"Kami anak Maluku sedang dibodohi untuk kepentingan suatu kelompok. Di akhir sms (short message service) pada Almascatie hari itu, saya mengatakan padanya bahwa saya Nasarani mencintai dia yang Muslim," katanya(sumber: Republika)joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-38890629951930608572011-05-30T06:24:00.005+07:002011-05-30T06:39:04.142+07:00Sejarah Banda Naira<div style="text-align: center; font-weight: bold;">SEJARAH UANG KERTAS BANGA EROPA DIMULAI DARI BANDA NAIRA<br /></div><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/-tDIAzuOPGKc/TeLW3M1baZI/AAAAAAAAAbk/eU7KOXEONfc/s1600/200px-Sejarahuangkertasdiindonesia02.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 155px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-tDIAzuOPGKc/TeLW3M1baZI/AAAAAAAAAbk/eU7KOXEONfc/s320/200px-Sejarahuangkertasdiindonesia02.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5612284329483528594" border="0" /></a>Satu lagi kilas balik sejarah yang menempatkan Banda Naira sebagai kota paling bersejarah di indonesia yaitu : sejarah penggunaan Uang kertas pertama di indonesia berawal dari banda, hal ini pula yang mengilhami penerbitan uang kertas moderen bangsa eropa lainnya seperti Swedia 1661, Inggris 1694, Norwegia 1695, Perancis 1701.<br /><br />Masa awal perkembangan uang kertas di Indonesia tak lepas dari pengaruh imperialisme asing (Belanda, Inggris, dan Jepang). Sejak kedatangan bangsa-bangsa asing, terutama para pedagang yang memperkenalkan berbagai jenis mata uang logam asing sebagai alat pembayaran dalam perdagangan dengan penduduk setempat sampai pengedaran mata uang logam khusus berlaku di kepulauan Nusantara 1602-1799, tidak dipergunakan uang kertas. Meskipun kertas telah dikenal di Indonesia pada abad XVII, sumber-sumber tertulis asing terutama dari bangsa Belanda dengan perwakilan dagang dan kekuasaannya Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) 1602–1799 tidak pernah menyebutkan penggunaan uang kertas tetapi uang logam sebagai alat pembayaran utama di kepulauan Nusantara.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/-tchEGiFtvZE/TeLXMmX3FWI/AAAAAAAAAbs/BTjJHht5Lio/s1600/200px-Sejarahuangkertasdiindonesia03.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 111px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-tchEGiFtvZE/TeLXMmX3FWI/AAAAAAAAAbs/BTjJHht5Lio/s320/200px-Sejarahuangkertasdiindonesia03.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5612284697116087650" border="0" /></a>Terkecuali, satu-satunya sumber tertulis Belanda yang melaporkan penerbitan uang kertas darurat oleh penguasa VOC di Pulau Banda pada Tahun 1659, dikarenakan kesulitan uang kecil dari bahan logam. Beberapa waktu setelah pengeluaran uang kertas karton darurat Kota Leiden 1576 dan saham pertama VOC di dunia 1606. Uang kertas Banda 1659 ini mendahului penerbitan uang kertas modern bangsa-bangsa barat: Swedia 1661, Inggris 1694, Norwegia 1695, Perancis 1701.<br /><br />Selama masa kekosongan yang panjang (1659-1782) Bank pertama Bataviaasch Bank Courant (1746) dan Bank Van Leening mengeluarkan surat-surat bank dalam berbagai pecahan (1748-1752). Beberapa Tahun sebelum pembubarannya, VOC menyadari perlunya alat pembayaran dari kertas untuk transaksi besar yang dikenal sebagai “Surat Hutang Kompeni” (Compagnie Kredietbrieven) pada Tahun 1782. Instrumen moneter ini sering dianggap sebagai uang kertas pertama di Indonesia. Pada waktu yang hampir bersamaan penguasa VOC di Ceylon (Srinlanka) juga menerbitkan instrumen sejenis pada Tahun 1785 dan seterusnya. Uang “Surat Hutang Kompeni 1782” Ini beredar dalam jumlah hampir tidak terbatas sehingga turun nilainya menjadi 85%. Antara Tahun 1782-1799, VOC mengeluarkan beberpa emisi surat Hutang (Kredietbrieven) dengan pecahan berbeda-beda. Pemalsuan atas surat Hutang 1782 ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. (<a href="http://blog-apa-aja.blogspot.com/">source</a>)<br /></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-25733923383077081122010-06-20T10:22:00.010+07:002010-06-20T11:04:45.386+07:00Banda Naira Juli 2009<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M4tzPM5I/AAAAAAAAAaQ/63cJ_01TMJc/s1600/Bandanaira,+Sail+Banda.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M4tzPM5I/AAAAAAAAAaQ/63cJ_01TMJc/s320/Bandanaira,+Sail+Banda.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484694827202196370" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KDJdr_GI/AAAAAAAAAZ4/gtyV5TVASOQ/s1600/Banda+Naira,+Sail+Banda.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 218px; height: 153px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KDJdr_GI/AAAAAAAAAZ4/gtyV5TVASOQ/s320/Banda+Naira,+Sail+Banda.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484691707891809378" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M5B5CK6I/AAAAAAAAAaY/CDdewPyFgTY/s1600/Bandanaira,+Sail+Banda+2010.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M5B5CK6I/AAAAAAAAAaY/CDdewPyFgTY/s320/Bandanaira,+Sail+Banda+2010.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484694832595217314" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KDgLZqjI/AAAAAAAAAaA/ys8_YM-1g1o/s1600/Banda+Naira,+Sail+Banda+2010.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KDgLZqjI/AAAAAAAAAaA/ys8_YM-1g1o/s320/Banda+Naira,+Sail+Banda+2010.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484691713989126706" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M6nfXJlI/AAAAAAAAAaw/6zrpq5O3oRc/s1600/Sail+Bandanaira+2010.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M6nfXJlI/AAAAAAAAAaw/6zrpq5O3oRc/s320/Sail+Bandanaira+2010.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484694859867956818" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M6GZKl-I/AAAAAAAAAao/YeJGmTzfAJ0/s1600/Sail+Banda+Naira+Banda+Neira+Bandaneira+neira.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M6GZKl-I/AAAAAAAAAao/YeJGmTzfAJ0/s320/Sail+Banda+Naira+Banda+Neira+Bandaneira+neira.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484694850983598050" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M5tjPvzI/AAAAAAAAAag/7pA1b91ZMwU/s1600/Sail+Banda+Naira+2010.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2M5tjPvzI/AAAAAAAAAag/7pA1b91ZMwU/s320/Sail+Banda+Naira+2010.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484694844314992434" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KCrC7obI/AAAAAAAAAZw/A8lK9Cwow0Q/s1600/Banda+Naira+Banda+Naira.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 219px; height: 153px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KCrC7obI/AAAAAAAAAZw/A8lK9Cwow0Q/s320/Banda+Naira+Banda+Naira.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5484691699726524850" border="0" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/TB2KCCVMljI/AAAAAAAAAZo/6VtI6IyheEo/s1600/01+Banda+Naira,+Sail+Banda+2010.JPG"><br /></a>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-25736227587836963742010-06-17T23:15:00.001+07:002010-06-17T23:16:57.546+07:00PETA BANDA NAIRA 2010<iframe width="425" height="350" frameborder="0" scrolling="no" marginheight="0" marginwidth="0" src="http://maps.google.com/?ie=UTF8&ll=-4.532676,129.91333&spn=0.068792,0.151234&t=f&z=13&ecpose=-4.66695091,129.91333322,15116.54,-0.001,44.643,0&output=embed"></iframe><br /><small><a href="http://maps.google.com/?ie=UTF8&ll=-4.532676,129.91333&spn=0.068792,0.151234&t=f&z=13&ecpose=-4.66695091,129.91333322,15116.54,-0.001,44.643,0&source=embed" style="color:#0000FF;text-align:left">View Larger Map</a></small>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-52970525396377521662010-06-17T22:37:00.003+07:002011-05-30T06:35:12.728+07:00SAIL BANDA [5]<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">SAIL BANDA 2010: EVENT DUNIA UNTUK KESEJAHTERAAN ORANG MALUKU</span><br /></div><br /><br /><div style="text-align: justify;">AMBON, MALUKU - Upaya serius Pemerintah untuk membangun citra baik provinsi Maluku setelah dirusak oleh kekerasan sektarian 11 tahun lalu pantas diberi penghargaan yang tinggi. Pemerintah pusat sepenuhnya mendukung pemerintah provinsi Maluku dan masyarakat lokal untuk menggelar even-even pariwisata baik ditingkat nasional maupun internasional. Dan sekarang Maluku menjadi tuan rumah acara laut internasional disebut "Sail Banda Naira 2010," dijadwalkan berlangsung dari Juli hingga Agustus tahun ini.<br /><br />Untuk dapat diikuti oleh ratusan yacht dari seluruh dunia, Setting Sail Banda dimulai berlayar dari Darwin, Australi dimana pada tanggal 24 Juli 2010, Sail Bandanaira diharapkan dapat membuka mata dunia internasional bahwa Propinsi Maluku telah aman dan nyaman dinikmati oleh para turis sekaligus juga kepada para investor asing.<br /><span class="fullpost">Seperti yang dikemukakan oleh Wakil Gubernur Maluku Said Assagaff, konflik horizontal di provinsi itu 11 tahun yang lalu memang memiliki dampak buruk pada ekonomi, investasi, pariwisata, dan fasilitas infrastruktur di provinsi "dari satu pulau ribuan." Tapi setelah konflik itu diselesaikan pada tahun 2003, pemerintah setempat mulai membangun kembali Maluku dan membuat segala upaya untuk mengembalikan masyarakat lokal `s image ramah dan cinta damai.<br /><br />Menurut Assagaff, pemulihan berbagai sektor di Maluku setelah konflik sektarian itu memerlukan sejumlah besar dukungan keuangan dari pemerintah dan berbagai pihak, tetapi telah dimanfaatkan karena tujuannya adalah untuk membangun atau memperbaiki provinsi `s gambar di masyarakat internasional `s mata. Itu dari sudut pandang ini bahwa Maluku dipercayakan oleh pemerintah untuk tuan rumah acara mendatang laut internasional Sail Banda.<br /><br />Berbicara dalam kapasitasnya sebagai ketua Banda Sail panitia lokal, Assagaff mengatakan persiapan untuk acara laut internasional kini 90 persen selesai. Dimana fasilitas infrastruktur khawatir, kata Assagaff, Maluku `s entry point utama, yaitu` s Pattimura Ambon Bandara Internasional dan Yos Sudarso pelabuhan laut, sudah siap untuk menangani kedatangan Banda diharapkan peserta Sail dan pengunjung. Selain itu, cabang Maluku dari Tour Indonesia dan Asosiasi Agen Perjalanan (Asita) serta hotel dan restoran operator telah diminta untuk bekerja sama dalam membuat acara Sail Banda sukses.<br /><br />Assagaff mengatakan fasilitas pendukung bandara Pattimura dan Yos Sudarso pelabuhan laut, termasuk jembatan dan jalan di Ambon, Banda, dan Kisar juga disiapkan untuk acara tersebut.Untuk memberikan Sail Banda peserta dan penonton dengan akomodasi yang nyaman, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu pada Senin, 14 Juni 2010 meresmikan pembukaan formal Ambon `s pertama pengunjung standar internasional` akomodasi, Swiss Bell Hotel. Pada kesempatan tersebut, Gubernur berharap kehadiran hotel baru akan mendukung event internasional mendatang Banda Sail 2010.<br /><br />"Kehadiran Hotel Bel Swiss dengan layanan profesional dan jaringan internasional akan meningkatkan kepercayaan wisatawan dan Banda Sail peserta di Maluku` s keamanan, "kata Ralahalu. Dia mengakui bahwa membangun kepercayaan internasional di Maluku `s kondisi keamanan yang kondusif tidak mudah karena butuh waktu yang lama untuk melakukannya setelah provinsi itu robek oleh konflik sektarian tiga tahun pada tahun 1999-2002.<br /><br />Ralahalu mengatakan dengan pembukaan hotel dengan standar internasional yang baru, peserta dan penonton acara Sail Banda tidak perlu khawatir tentang tempat tinggal di Ambon. The Swiss-Belhotel yang menawarkan fasilitas mewah dan jaringan internasional di kota provinsi Maluku Ambon pemandangan benar-benar mulai beroperasi secara informal terakhir Masy 2, 2010 dalam kaitannya dengan Hari Pendidikan Nasional.<br /><br />Sementara itu, Wakil Gubernur Assagaff mengatakan sebuah pertemuan dengan 11 bupati dan walikota kota diadakan untuk mendorong partisipasi aktif mereka dalam membuat Sail Banda sukses. Assagaff mengatakan bahwa bahkan sebelum rally yacht Internasional dari Darwin ke Ambon dari Juli 24-Agustus 17, dampak positifnya sudah dirasakan oleh orang-orang di Maluku.<br /><br />Dampak positif, menurut Assagaff, yang antara lain pemerintah `s pelayanan kesehatan gratis melalui" Operasi Surya Baskara Yaya "untuk menyediakan layanan healtcare gratis kepada masyarakat setempat dengan dukungan dari US Navy` s rumah sakit terapung USNS Mercy. Selain penyediaan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat Maluku di pulau-pulau terpencil, ada juga akan menjadi misi sipil pada tanggal 30 Juli ketika sekitar 2.000 pemuda akan berpartisipasi dalam drive penanaman bakau di sepanjang pantai Ambon `s batin Teluk sebagai bagian dari Sail Banda acara.<br /><br />Sail Banda 2010 Civic Misi koordinator Fat Bassalamah mengatakan disini pada hari Sabtu bahwa selama setiap drive 2.000 pemuda akan menanam satu pohon bakau. "Setidaknya 2.000 pemuda dari Gereja Protestan Maluku, Maluku mesjid, sekolah tinggi dan mahasiswa, dan boyscouts, akan ambil bagian dalam` satu orang, satu pohon mangrove `drive tanam," kata Bassalamah.<br /><br />Dia mengatakan, bibit mangrove sedang dipersiapkan melalui koordinasi dengan Dinas Kehutanan Maluku bekerjasama dengan unit eksekutif teknis (UPT) Departemen Kehutanan. Untuk pemerintah provinsi Maluku, Sail Banda akan menjadi event untuk mempromosikan provinsi `s sumber daya alam, budaya tradisional dan seni, serta potensi wisata kepada kedua investor domestik dan asing. khususnya potensi di Ambon, Banda, dan Pulau Kisar di Southwes Maluku (MBD) kabupaten.(<a href="http://www.antaranews.com/">source</a>)</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-38625156403090338252010-06-09T06:45:00.006+07:002010-06-17T10:26:14.289+07:00Cerita dari Selat Lonthoir, Banda Naira.....<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">DISTRIBUSI SPASIAL IKAN BERONANG (<span style="font-style: italic;">Siganus canaliculatus</span>) </span><br /><span style="font-weight: bold;">DI PADANG LAMUN SELAT LONTHOIR, </span><br /><span style="font-weight: bold;">KEPULAUAN BANDA, MALUKU1)</span><br /></div><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Munira</span><span style="font-size:78%;">2)</span><span style="font-weight: bold;">, Sulistiono</span><span style="font-size:78%;">3)</span><span style="font-weight: bold;"> & Zairion</span><span style="font-size:78%;">3)</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">ABSTRAK</span></div><br /><div style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial ikan beronang pada tiga daerah segmentasi lamun di Selat Lonthoir yang dilakukan sejak bulan Juli sampai Desember 2009. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerapatan rata-rata jenis lamun di ketiga stasiun berkisar antara 7.48 hingga 235.50 teg/m2 dengan kerapatan jenis tertinggi adalah <span style="font-style: italic;">Cymodocea rotundata</span> di stasiun 1 dan 2 serta <span style="font-style: italic;">Thallasia hempricii</span> di stasiun 3. Kelimpahan ikan tertinggi ditemui pada stasiun 1 dan yang terendah adalah stasiun 2. Uji non parametrik Kruskal-Wallis Test terhadap kelimpahan ikan beronang baik pada ikan jantan maupun betina di ketiga stasiun menunjukkan bahwa distribusi kelimpahannya tidak berbeda nyata. Analisis Faktorial Koresponden yang diverifikasi dengan Analysis Cluster memperlihatkan adanya dua kelompok habitat. Kelompok pertama adalah stasiun 1 dan Kelompok kedua terdiri dari stasiun 2 dan 3.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Kata kunci</span>: distribusi spasial, ikan beronang, padang lamun, Selat Lonthoir<br /><br />----------------------<br />1) Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Ikan VI & Kongres Masyarakat Iktiologi Indonesia III di Cibinong-Jabar, 8-9 JUni 2010<br />2) Sekolah Tinggi Perikanan Hatta-Sjahrir Banda Naira<br />3) Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB<br /><span class="fullpost"></span>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-75517584492018058552010-06-08T19:28:00.003+07:002010-06-08T19:49:58.413+07:00MISTERI LAUT BANDA...............<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">MISTERI LAUT BANDA; POTENSI INDONESIA BAGIAN TIMUR</span><br /></div><br /><br /><div style="text-align: justify;">Salah satu sisi kawasan Laut Banda belakangan ini menjadi ramai dibicarakan setelah kasus Amdal Pulau Yamdena diangkat ke permukaan oleh Komisi IV DPR RI yang memprihatinkan pengusahaan hutan di sana. Pembaruan saja sedikitnya menurunkan tulisan tentang itu dalam tiga kali terbitan, yaitu edisi 12/07/92, 28/06/92, dan 24/06/92. Anggota Kepulauan Tanimbar yang terbentuk dari batuan napalan, gamping, dank oral ini seakan menjadi primadona.<br /><br />Kepedulian tersebut muncul karena kekhawatiran terhadap kesalahan dalam pengusahaan sumber daya hutan tropis di sana, sehingga tidak terulang lagi seperti kasus penghijauan yang berlangsung sangat lama di daerah Gunung Kidul –yang kondisinya tidak jauh berbeda dari kondisi batuan Yamdena- akibat kekritisan lahannya. Itulah salah satu yang melandasi timbulnya polemik berkepanjangan, terlebih dalam asas pembangunan berkelanjutan yang kita anut selama ini.<br /><br />Lain Yamdena di sisi timur Laut Banda yang dikhawatirkan menjadi kritis bila pengusahaan hutannya keliru, maka lain pula sisi barat laut Laut Banda yang kaya potensi sumber daya geologi dan pertambangan yang baru sebagian tergarap saat ini. Keduanya menunjukkan hal yang saling berlawanan. Yang satu dihantui kekritisan lahan, yang lain menjanjikan potensi sebagai penunjang pembangunan di IBT (Indonesia Bagian Timur).<br /><span class="fullpost"><br />Sisi lain Laut Banda Naira, yang merupakan kawasan yang menjanjikan ini, kehadirannya tidak lain akibat dukungan dari gaya tektonik yang berlangsung secara evolusif sepanjang sejarah geologi. Hal ini menjadikan Laut Banda sebagai daerah “unik” dari segi kebumiannya yang kaya gunung di dasar laut dengan aktivitas vulkanismenya, memiliki palung dalam, dan kaya gempa bumi yang sering mengusik data rekaman seismik para pakar Eropa Barat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pertigaan</span><br />Dari sudut pandang garis pertemuan antarlempeng tektonik, yang membentuk Kepulauan Indonesia, maka Laut Banda berada pada daerah pertigaan. Garis pertemuan megalempeng tektonik, pembentuk Indonesia, bertemu di sana dan menjadikan spesifiknya struktur tektonik daerah Laut Banda.<br /><br />Daerahnya memiliki struktur yang membentuk pola “mangkok oval” dengan sumbu panjang hampir barat-timur. Kemiringannya dari sedang sampai terjal ke arah pusat Laut Banda, sehingga dorongan gaya tektonik seakan datang dari segala arah. Kecuali dari arah barat relatif kecil yang memberikan kesan pada posisi bertahan dan terangkat kea rah barat serta tepi-tepinya.<br /><br />Resultan gaya tektonik di daerah ini cukup besar berlangsung malar dan evolusif. Hal itu mampu membentuk statigrafik setempat berlapis tak ubahnya proses pembentukan lapisan magnetic secara periodik pada ridge Atlantik Tengah. Dengan demikian menjadikan daerah tepian barat Laut Banda berpotensi geologi dan pertambangan yang menjanjikan dalam pembangunan Indonesia khususnya IBT.<br /><br />Di daerah tepian barat Laut Banda pun, terutama sisi selatan “mangkok oval” berlangsung proses geologi yang sampai saat ini masih berlangsung. Dapat kita ikuti pertumbuhan titik-titik vulkanik sepanjang busur Banda sampai Flores dan kepulauannya. Dua tahun silam di daratan Flores terjadi peristiwa geologi langka, yaitu lahirnya sebuah gunung api yang belakangan diberi nama Gunung Anak Ranakah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Media Aspal</span><br />Sebagai hasil bentukan dari gaya tektonik daerah ini sepanjang tepi bagian barat “mangkok oval” Banda dapat kita jumpai dua daerah tambang potensial yang sedang berkembang pesat dewasa ini, antara lain tambang logam mulia emas, perak, tembaga, dan nikel dengan kadar yang sangat bervariasi di Pulau Wetar. Hal ini menjadikan pulau di ujung selatan Maluku itu menjadi resort pertambangan baru serta daerah tambang aspal alam kita di Pulau Buton.<br /><br />Potensi dan sejarah kedua daerah tambang ini merupakan produksi dari gaya tektonik daerah Laut Banda. Arahnya ke daerah tambang ini seakan memompa angkat massa kulit bumi di sana. Gaya tektonik ini seakan mengangkat secara perlahan dengan gaya yang mahabesar kulit bumi bersama mineral yang terkandung di dalamnya ke atas permukaan laut. Ini merupakan daerah singkapan.<br /><br />Singkapan ini merupakan cirri khas daerah tambang di IBT, sehingga kegiatan penambangannya tidak memiliki lubang tambang dan terowongan yang kompleks seperti daerah tambang di luar negeri. Yang tentunya dari segi investasi yang ditanam dalam usaha penambangannya relatif menjadi lebih murah dan mudah.<br /><br />Khusus untuk daerah pertambangan aspal alam Buton, lokasi pertambangannya terlihat jelas dibantu oleh gaya tektonik yang berarah ke barat dari tektonik Banda ini. Juga dorongan kea rah timur oleh basin Bone yang menjadikan akumulasi massa di daerah Buton.<br /><br />Dari pandangan massa yang terakumulasikan oleh gaya ini, maka sangat menguntungkan posisi tambangnya. Karena menjadikan pulau ini secara geologi sebagai pulau yang tumbuh terus sehingga secara tidak langsung akan mengangkat media aspal, selain prosesnya merupakan proses pembentukan aspal.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sedang Digarap</span><br />Pada sisi lain, yaitu sisi barat laut, Laut Banda yang merupakan busur kepulauan vulkanik terlihat jelas adanya aktivitas vulkanik, baik berupa banyaknya titik-titik vulkanik, letusan gunung api, serta kelahiran gunung api di dasar laut maupun di darat seperti di Flores.<br /><br />Untuk daerah Flores dan kepulauannya dapat dijumpai beberapa titik panas bumi potensial, tinggalan aktivitas vulkanik, antara lain dari arah barat ke timur dapat kita jumpai Gunung Beliling (1.300m), Gunung Iya (1.363m), Gunung Gunung Cucurumbeng (1.750m), Gunung Ranakah (2.400m), Gunung Nambu (1.957m), Gunung Munde (1.448m), Gunung Inerie (2.245m), Gunung Ambulombo, Gunung Klambo (1.361), Gunung Wonowata (1.200m), Gunung Egong (1.703m), Gunung Wengor (1.560m), Gunung Lewero (1.284m), Gunung Muna (1.423m), Gunung Potomana (1.763m), dan Ulumbu yang dikabarkan eksplorasinya tersendat akibat proses tender yang berkepanjangan.<br /><br />Semua itu merupakan potensi panas bumi yang sangat menunggu digarap dalam usaha penganekaragaman sumber daya energi di Indonesia. Serta meringankan sandaran terhadap sumber daya energi dengan bahan baku minyak dan gas bumi. Potensi serta kelangsungan operasional eksplorasi sumber energi panas bumi di sana tidak perlu disangsikan karena proses geologi akibat gaya tektonik produksi pertemuan tiga megalempeng di daerah ini.<br /><br />Frekuensi gempa bumi yang tinggi di Laut Banda, bahkan hampir setiap tahun ada yang magnitudonya 7 sampai 8 Skala Richter, merupakan trigger yang membangkitkan aktivitas dari masa jedanya dan memompa magma dan panas bumi untuk naik ke permukaan. Hal ini banyak dikaitkan dengan seringnya gunung di busur ini mengalami “batuk-batuk” sampai meletus. Bahkan untuk Flores, yang potensi panas buminya sedang digarap, belakangan ini hampir setiap tahun mengalami aktivitas ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Misteri</span><br />Selama ini gaya tektonik lebih banyak dikaitkan dengan kehadiran gempa bumi tektonik untuk daerah IBT. Khususnya daerah tepian Laut Banda menjanjikan potensi lain sebagai produk sampingannya, sehingga menjadikan pemburuan para pakar Eropa Barat dalam mengungkap tabir misteri struktur Laut Banda, mungkin pula akan menghasilkan hasil sampingan yang diharap dapat menunjang pembanguna di IBT, seperti penemuan potensi tambang mineral lain di pulau lainnya selain Pulau Wetar yang sudah digarap. Gaya tektonik di daerah ini nampaknya selain sebagai potensi pengrusak yang tinggi, juga memberikan dukungan pokok dalam kelahiran dan kelangsungan kegiatan pertambangan mineral padat di kawasan ini serta merupakan gaya pemompa magma dan panas bumi di Busur Banda.<br /><br />Karena posisi daerah ini bersentuhan langsung dengan lokasi Celah Timor yang sedang diteliti bersama antara pemerintah Indonesia dan Australia –serta masih nampak mengundang pro dan kontra sebagai daerah yang diduga menyimpan kandungan minyak bumi- maka multibidang penelitian yang dilakukan di daerah Celah ini diharapkan juga akan mampu ikut menyumbang data dalam pengungkapan lebih transparannya misteri Laut Banda. Semoga saja.(<a href="http://putupudja.blogspot.com/">source</a>)<br /><br /></span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-49390419298256396452010-06-07T11:53:00.004+07:002010-06-07T12:23:39.956+07:00Negeri Para Bedebah................[2]<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >Bermain Bersama:</span><span style="font-size:130%;"><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >"NEGERI PARA BEDEBAH"</span><span style="font-size:130%;"><br /></span></div><span style="font-size:130%;"><br /><br />Negeri Para Bedebah......................................<br /><br />Bila diganti : Kampung...............?,........... Kampung Para Bedebah.....<br /></span><span style="font-size:130%;">Bila </span><span style="font-size:130%;">diganti : Kantoor..................?,........... Kantoor Para Bedebah......<br /></span><span style="font-size:130%;">Bila</span><span style="font-size:130%;"> diganti : Kampus..................?............ Kampus Para Bedebah...........<br /></span><span style="font-size:130%;">Bila</span><span style="font-size:130%;"> diganti : Kandang.................?<br /><br />Di dalam Kampung, Kantoor atawa Kampus Para Bedebah ada siapa?..........</span>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-2539217624196780682010-06-07T08:05:00.005+07:002010-06-07T11:49:16.771+07:00Negeri Para Bedebah........... [ 1 ]<div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">NEGERI PARA BEDEBAH</span><br />(Adhie M. Massardi)</span></div><span style="font-size:130%;"><br /><br />Ada satu negeri yang dihuni para bedebah<br />Lautnya pernah dibelah tongkat Musa<br />Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah<br />Dari langit burung-burung kondor<br />menjatuhkan bebatuan menyala-nyala<br /><br />Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?<br />Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah<br />Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah<br />Atau menjadi kuli di negeri orang<br />Yang upahnya serapah dan bogem mentah<br /><br />Di negeri para bedebah<br />Orang baik dan bersih dianggap salah<br />Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan<br />Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah<br />Karena hanya penguasa yang boleh marah<br />Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah<br /><br />Maka bila negerimu dikuasai para bedebah<br />Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah<br />Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum<br />Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya<br /><br />Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah<br />Usirlah mereka dengan revolusi<br />Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi<br />Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi<br />Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan !<br /></span>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-37962973571004040212010-03-05T16:41:00.002+07:002010-06-17T22:37:05.401+07:00SAIL BANDA 2010 [4]<div style="text-align: center; font-weight: bold;">PANITIA NASIONAL SAIL BANDA 2010 TINJAU BANDA NAIRA<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">AMBON - Panitia penyelenggara Sail Banda Nasional meninjau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa, guna mengecek kesiapan pesta bahari bertaraf internasional di sana yang penyelenggaraannya dijadwalkan pada Juli - Agustus 2010, kata Wagub Maluku, Said Assagaff.<br /><br />"Tim langsung dipimpin Sekretaris I Panitia Nasional Sail Banda, Ajie Soelarso dengan memanfaatkan jasa pesawat Cassa 212," katanya kepada ANTARA, di Ambon, Rabu.<br /><br />Ajie Soelarso yang adalah Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan itu tiba di Ambon Selasa pagi, selanjutnya berangkat ke Banda Naira dan kembali Selasa sore.<br /><br />Wagub Assagaff yang juga ketua panitia Sail Banda lokal itu mengatakan berbagai pembenahan sedang dirampungkan di Banda guna memberikan pelayanan prima bagi peserta maupun turis di sana.<br /><br />"Kegiatan di Banda dijadwalkan pada 27 - 29 Juli 2010. Sedangkan pelepasan peserta dari Darwin, Australia Utara 24 Juli 2010 sehingga tim dari panitia nasional perlu melihat sejauh mana persiapan di Banda," ujarnya.<br /><span class="fullpost"><br />Pertimbangannya berdasarkan informasi sekitar 200-an perahu peserta Sail Banda akan berlabuh di perairan Banda Naira.<br /><br />"Jadi perlu ditentukan lokasi penambatan perahu dengan disain lego jangkar sehingga tidak merusak kelestarian ekosisten penyelaman di Banda Naira yang merupakan 'surga' bawah laut memiliki pesona terindah di dunia sehingga merupakan salah pertimbangan Sail Bunaken dialihkan ke daerah tempat pengasingan sejumlah tokoh nasional seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Cipto Mangungkusumo," kata Wagub.<br /><br />Dia berbesar hati diselenggarakannya Sail Banda karena strategis untuk mempromosikan potensi pariwisata bahari Maluku, sekaligus mencanangkan daerah ini sebagai lumbung ikan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan di Ambon pada 3 Agustus 2010.<br /><br />Kepulauan Banda memiliki 52 lokasi penyelaman yang indah dan ini sudah terdaftar di Unesco sebagai aset pariwisata menarik untuk dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri, termasuk Putri Diana dari Inggris dan artis legendaris dunia, Mick Jagger.<br /><br />Banda, Kota Ambon dan Tiakur merupakan lokasi kegiatan Sail Banda yang ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan SK No: 35 tahun 2009 tertanggal 14 Desember 2009.<br />(ANT/B010)</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-14651129935998630702010-03-05T16:23:00.007+07:002010-06-17T22:35:53.925+07:00SAIL BANDA 2010 [3]<div style="text-align: center; font-weight: bold;">"SAIL BANDA" ANGGARKAN LEBIH DARI RP. 40 MILIAR<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">JAKARTA - Pelaksanaan acara tahunan "Sail Indonesia 2010" yang mengambil tempat di Banda Neira, Maluku, akan menghabiskan anggaran lebih dari Rp40 miliar.<br /><br />"Dari APBD ada Rp12 miliar, dari tiga Ditjen di Kementerian Kelautan dan Perikanan ada Rp9,5 miliar, dari Kementerian Kordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) kurang lebih bisa Rp20 miliar," kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Aji Sularso, pada peluncuran "Sail Banda" di Jakarta, Rabu malam (3/2).<br /><br />Anggaran dari APBD, menurut dia, akan digunakan untuk mempersiapkan fasilitas di daerah. Anggaran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan akan digunakan untuk berbagai program acara, sedangkan anggaran dari Kemenko Kesra akan digunakan untuk pembiayaan bahan bakar kapal rumah sakit KRI DR Suharso.<br /><span class="fullpost"><br />"Selain untuk bahan bakar anggaran dari Kemenko Kesra digunakan juga untuk kegiatan bakti sosial yang akan melibatkan masyarakat luas," ujar dia.<br /><br />Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, selaku Ketua Panitia Nasional Sail Banda mengungkapkan bahwa tujuan utama acara ini untuk menjadikan Ambon sebagai pintu gerbang pariwisata di kawasan timur Indonesia.<br /><br />Tidak hanya itu, ia menegaskan bahwa dampak jangka panjang pelaksanaan Sail Banda diharapkan dapat mengangkat kekayaan alam Maluku, hingga akan dibuat sebuah tim yang melibatkan universitas untuk memperoleh datanya.<br /><br />Selain itu, ia berharap dengan ramainya Maluku dapat meningkatkan ketertarikan investor China di wilayah tersebut.<br /><br />Hal ketiga yang diharapkan, yakni adanya pelayanan kesehatan untuk rakyat pesisir. "Tidak heran Menko Kesra datang langsung ke wilayah-wilayah tersebut".<br /><br />Sementara itu, Menko Kesra Agung Laksono mengatakan bahwa kegiatan Sail Banda ini dilaksanakan untuk mendorong ekonomi di wilayah timur.<br /><br />Menurut dia, dengan mempromosikan alam, budaya, dan tempat bersejarah maka akan mendorong pertumbuhan pariwisata.<br /><br />Puncak acara Sail Banda ini baru akan dilaksanakan pada 3 Agustus 2010. (ANTARA News)<br /></span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-62257736574827421162009-11-19T07:20:00.005+07:002009-11-19T07:45:21.354+07:00Banda di Mata Mereka.....<div style="text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BERPERAN DI ATAS PANGGUNG KEMAJUAN UNTUK PEMBANGUNAN BANDA KEDEPAN</span><br /></div><br />Oleh :<br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Said M Zein Assegaf</span> <span style="font-size:100%;">**)</span><br /></div></div><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/SwSSrcLgn_I/AAAAAAAAAY4/0mIYUHH7DUY/s1600/Nyoong+Banda.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 132px; height: 146px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/SwSSrcLgn_I/AAAAAAAAAY4/0mIYUHH7DUY/s320/Nyoong+Banda.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5405606727747936242" border="0" /></a>Kenapa kita orang Banda miskin? Padahal kita hidup sudah berlandaskan Pancasila sebagai Ideologi bangsa ini…!!!<br /><br />Kalau kita menggali sejarah, abad ke-17 Banda yang kita tempati ini merupakan sebuah Provinsi dan kembali pada abad ke-19 Banda turun menjadi sebuah Kabupaten, dan pada abad 20 Banda turun menjadi sebuah wilayah kecil yakni Kecamatan sampai sekarang. Menurut keterangan di atas pantaslah kalau Kecamatan yang kita tempati ini harus menjadi patokan bagi Kecamatan-kecamatan lain, lalu Kenapa daerah-daerah lain berkembang dan maju, sedangkan daerah kita, Kecamatan yang di kenal sebagai Kecamatan tertua menurut historis di atas menjadi miskin dan tertinggal dalam banyak hal? Seharusnya Banda layak menjadi sebuah Kabupaten atau paling tidak menjadi daerah Otorita di bandingkan pada daerah-daerah lain yang ada di Maluku.<br /><span class="fullpost"><br />Hal ini banyak diperdebatkan oleh Aktor-aktor daerah yang berperan sebagai wakil rakyat dan pejabat-pejabat tinggi yang khususnya orang Banda. Berbicara tentang soal ini tak habis-habisnya. Singkatnya, beberapa ciri dapat dikemukakan sebagai prasyarat kemajuan Banda kedepan, antaranya :<br /><br />1. Memiliki sumberdaya manusia yang mampu menggali potensi alamnya sendiri.<br />2. Berdisiplin dan menhargai waktu<br />3. Bertanggung jawab (accountable);<br />4. Menghormati hukum dan peraturan;<br />5. Menghargai warga lain;<br />6. Berpikir Global dan bertindak Lokal<br />7. Betul-betul memanfaatkan sains dan teknologi.<br /><br />Beberapa poin diatas adalah prasyarat penting untuk dapat maju, sejahtera, dan berkembang.<br /><br />Salah satu sikap dan kebiasaan yang sangat dan perlu dipupuk sejak kecil adalah kebiasaan untuk menghargai perjuangan orang untuk kemajuan daerah yang kita tempati ini. Kita lihat sewaktu daerah SBT yang baru di mekarkan saja, Kecamatan-kecamatan yang ada di sana sudah lebih maju di bandingkan Kecamatan yang kita kenal sebagai Kecamatan tertua menurut historis dalam tatanan Kabupaten Maluku Tengah ini. Padahal kalau kita lihat, saat ini cadangan devisa terbesar untuk putaran uang yang ada pada dataran Maluku Tengah adalah Kecamatan Banda tetapi kenapa kemajuan yang kita sama-sama harapkan masih terlalu jauh dari hadapan pelipis mata..??? Itulah yang menjadi Pekerjaan Rumah bagi kita semua terutama pemuda, pelajar yang mempunyai beban berat untuk menjawab semua tantangan itu.<br /><br />Salah satu alasan yang yang menjadi jawaban adalah kecamatan Banda terlalu bangga dengan para pejabat-pejabat yang sebetulnya kalau kita lihat dan sama-sama mengkaji, mereka hanya memerlukan kekuatan politik untuk kepentingan diri sendiri dan banyak beretorika tanpa melihat dampak negatif yang terjadi. Ini semua terbukti pada pemilihan umum yang baru saja kita lewati, kita rakyat banda hanyalah menjadi onde-onde yang rasanya nikmat kalau kita memakannya tapi kalau kita hanya melihat itu akan menjadi jiji apalagi bila kelapa yang menjadi hiasan itu sudah di kelumuri semut.<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">complacent</span> (cepat puas diri dan menjadi lengah),itu adalah bahasa yang sekarang terjadi suka menganggap semua masalah itu enteng dan mudah (taking things easy) hanya puas dengan formalitas saja. Sekali lagi ini merupakan Pekerjaan kita semua sebagai pemuda dan pelajar yang dalam hal ini berperan sebagai aktor yang berekting dalam realita kenyataan.<br /><br />-------------------------<br />**) KABID.PTKP HMI. Komisariat Hatta-Sjarir</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-31132032606768454632009-10-02T12:38:00.002+07:002009-10-02T12:52:27.620+07:00Antara Boediono & Banda Naira [3]<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BOEDIONO RESMIKAN STKIP HATTA-SJAHRIR<br />DI BANDA NAIRA</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Banda Naira, Maluku - Wakil Presiden terpilih Boediono meresmikan Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan Hatta-Sjahrir di Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Sabtu (26/09/09).<br /><br />Peresmian tanpa kata sambutan itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan KAMPUS HATTA-SJAHRIR yang dipusatkan di lokasi Monumen "Parigi Rante", tempat pembantaian puluhan pejuang dan 40 "Orang Kaya" (gelar kebangsawanan) Banda atas perintah Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen dari Vereenigre Oostindishe Compagnie (VOC), pada 8 Mei 1621.<br /><br />Boediono yang didampingi Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan tokoh masyarakat Banda Des Alwi, sebelumnya menyaksikan daftar nama-nama 40 tokoh pejuang dan orang kaya Banda yang dibuat monumennya pada lokasi "Parigi Rante".<br /><br />Des Alwi yang juga sebagai saksi sejarah mengatakan, pada pembantaian tersebut delapan sesepuh pejuang Banda, tubuhnya dipenggal menjadi empat bagian, sedangkan 32 lainnya dipancung kepalanya.<br /><br />Zaman kolonialisme Belanda di Kepulauan Banda 1602-1621, sedikitnya 6.000 rakyat setempat juga dibunuh, 789 diasingkan ke Jakarta dan 1.700 lainnya melarikan diri ke Banda Ely, Kabupaten Maluku Tenggara dan sejumlah daerah lainnya di Pulau Peram.<br /><br />Peresmian STKIP Hatta-Sjahrir dan peletakan batu pertama pembangunan kampus tersebut diakhiri dengan doa oleh Kepala Urusan Agama Banda Naira, Mahfud Thalib.<br /><br />Sebelumnya Rektor STKIP Hatta-Sjahrir, Professor Hamadi, mengatakan, lembaga pendidikan yang dipimpinnya memiliki 2 program studi, yakni Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) dan Budidaya Perairan (BDP) dengan jumlah mahasiswa sebanyak 340 orang, di mana 39 orang di antaranya telah lulus dalam dua tahap wisuda.<br /><span class="fullpost"><br />Lembaga pendidikan ini dibuka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) tertanggal 10 Juli 2001.<br /><br />Lembaga pendidikan ini juga telah membuka SEKOLAH TINGGI PERIKANAN dan berencana membuka SEKOLAH TINGGI PERTANIAN dengan tujuan mendukung pembukaan UNIVERSITAS HATTA-SJAHRIR, sebagai bagian dan penghormatan terhadap kepedulian dua tokoh nasional yakni Muhammad Hatta dan Sutan SJahrir terhadap dunia pendidikan saat diasingkan belanda di Banda Naira 1936-1942.<br /><br />Boediono bersama istrinya Ny. Herawati dalam kunjungan ke Banda Neira selama dua hari juga mengunjungi rumah pengasingan Muhammad Hatta, Sutan Syahrir dan Cipto Mangunkusumo, istana mini yang menjadi replika Istana Bogor, gereja tua Banda, rumah budaya, agrowisata pala, gunung api, benteng Belgica dan tabur bunga di Teluk Lautaka berkaitan dengan heroisme pejuang perempuan Boy Kerang saat melawan penjajah.<br /><br />Selain itu, Boediono yang terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden, juga akan dianugerahi gelar adat tertinggi Banda yang biasa disebut Kepala "Oranglima" Utama, serta melakukan penyelaman untuk menyaksikan langsung keindahan alam bawah laut Kepulauan Banda. </span></div>[<a href="http://antara-sulawesiselatan.com/">source</a>]joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-77838258939647686072009-09-28T17:18:00.001+07:002009-09-28T17:24:57.749+07:00Antara Boediono & Banda Naira [2]<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BUDIONO DIANUGRAHI GELAR ADAT TERTINGGI BANDA</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Banda Naira, Maluku (ANTARA News) - Wakil presiden terpilih Budiono dan istrinya Ny Herawati dianugerahi gelar adat tertinggi di Pulau Banda, Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Sabtu.<br /><br />Budiono dianugerahi gelar Kepala "Orang lima" Utama sedangkan istrinya Ny Herawati diberi gelar "Maruka" Utama.<br /><br />Penganugerahan gelar kepada Budiono ditandai dengan pemasangan "Kapsete" (penutup kepala dari burung cenderawasih) dan pengalungan selendang oleh tokoh masyarakat Banda Des Alwi dan disaksikan gubernur Maluku kKrel Albert Ralahalu.<br /><br />Ny. Herawati diberi selendang adat, tusuk konde dan kipas oleh istri Gubernur Maluku Ny Sofie Ralahalu.<br /><br />Des Alwi mengatakan, gelar Kepala "Orang lima" Utama merupakan bagian dari rumpun adat Maluku yakni "Patalima".<br /><br />Sedangkan gelar "Maruka" Utama menunjukkan emansipasi dan perjuangan perempuan Banda saat melawan penjajah akibat suami mereka dibantai.<br /><br />Des alwi menyatakan, gelar adat tersebut mengikat Budiono yang akan dilantik menjadi Wapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden lima tahun ke depan itu, bertujuan menjadikannya sebagai pelindung adat dan budaya di Pulau Banda yang telah dilestarikan sejak 500 tahun terakhir ini.<br /><span class="fullpost"><br />"Saya saat berbicara dengan budiono di Jakarta beberapa waktu lalu, ternyata beliau berkeinginan untuk menelusuri dan menyaksikan sendiri sejarah perjuangan para tokoh nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan dan pernah diasingkan ke Pulau Banda," ujarnya.<br /><br />Budiono juga memanfaatkan kunjungannya untuk melihat rumah pengasingan tokoh Proklamator Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Cipto Mangunkusumo dan sejumlah tokoh nusantara lainnya yang dibuang ke Banda saat zaman penjajah.<br /><br />Selain itu mengunjungi istana mini, gereja tua Banda, rumah budaya, agrowisata pala, gunung api, benteng Belgica, Pulau Hatta dan Pulau Syahrir serta menabur bunga di teluk Lautaka berkaitan dengan heroisme pejuang perempuan "Boy Kerang" saat melawan penjajah.<br /><br />Ia juga meninjau monumen "Parigi Rante" sebagai tempat pembantaian puluhan pejuang dan 40 "Orang Kaya" (gelar kebangsawanan) Banda pada 8 Mei 1621 atas perintah Gubernur Jenderal VOC Jan Pieter Zoon Coen.<br /><br />Setelah kunjungan dua hari di Banda Neira, Budiono selanjutnya menjadwalkan kunjungannya ke Papua.</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-3658528102301335312009-09-28T17:11:00.004+07:002009-09-28T17:18:18.642+07:00Antara Boediono & Banda Naira [1]<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BOEDIONO NIKMATI MATAHARI TERBENAM DI BENTENG BELGICA</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Banda Naira, Maluku - Wakil Presiden (Wapres) terpilih Boediono menikmati matahari terbenam di benteng Belgica, di bukit kawasan Desa Nusantara, Bandaneira, Provinsi Maluku, Minggu.<br /><br />Boediono bersama istrinya, Ny Herawati didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Ny Sofie serta sesepuh Banda, Des Alwi saat menunggu terbenamnya matahari pada lantai dua benteng yang dibangun pada 1611 itu, disuguhi tarian lenso dan cakalele( perang).<br /><br />Tari lenso disuguhi empat gadis Bandaneira dengan iringan tabuhan tifa dan gong ( gamelan) sembilan dari Kampung Baru yang semuanya perempuan mendapat tepuk tangan Boediono dan pengunjung lainnya.<br /><br />Suasana bertambah marak saat tari cakalele yang melambangkan kepatriotisme para pejuang dan orang kaya (bangsawan) Banda melawan penjajah Belanda (1602 - 1621) dengan puncak pembantaian pada "parigi rante" pada 8 Mei 1621, membuat Boediono terpesona dan memutuskan menemui para penari di lantai dasar benteng yang dibangun Pieter Both.<br /><span class="fullpost"><br />Boediono menemui para lima penari pria dan para pendukung yang dengan santun mengucapkan terima kasih.<br /><br />"Terima kasih - terima kasih, lestarikan budaya bernilai sejarah ini. Mari kita foto bersama," ujar Boediono yang langsung disambut berebutan berjabat tangan, bahkan ada memanfaatkan untuk mencium pipi kiri dan kanan Wapres terpilih, yang dijadwalkan dilantik 20 Oktober 2009.<br /><br />Boediono usai foto bareng itu selanjutnya kembali ke lantai dua benteng Belgica yang dijuluki "mahkota berpucuk lima" karena memiliki lima buah penangkal, sambil mendengar antusias penjelasan Des Alwi soal bangunan cagar budaya tersebut.<br /><br />Kurang puas menyaksikan benteng yang didisain dengan 58 buah tempat meriam itu, selanjutnya dia memutuskan untuk naik ke salah satu dari lima buah penangkal guna menyaksikan Kepulauan Banda yang memiliki 10 pulau.<br /><br />Boediono kagum dengan pesona daerah ini dari benteng yang saat matahari terbenam berhadapan langsung dengan gunung api Banda, yang terakhir meletus 9 Mei 1988.<br /><br />Usai turun dari penangkal melalui tangga besi, Boediono mengutarakan pada Des Alwi bahwa benteng Belgica ini berbentuk kura - kura.<br /><br />"Om Des benteng ini berbentuk kura - kura dengan dua penangkal bangunan depan benteng menunjukan kaki bagian belakang, dua penangkal samping kiri dan kanan melambangkan kaki depan dan satu penangkal mengarah ke selat zona gate adalah kepala," ujarnya yang disambut senyum Des Alwi.<br /><br />Boediono menyarankan Gubernur Ralahalu dan Des Alwi agar memanfaatkan benteng yang lokasinya bisa memandang Banda dari berbagai penjuru itu untuk menggelar pentas seni saat "Sail Banda" 2010.<br /><br />"Disain acara yang sesuai dengan strategis lokasi maupun arsitektur benteng yang memilikiu 23 ruangan karena pasti menggugah peserta pelayaran internasional," katanya.<br /><br />Mengakhiri kunjungan ke benteng Belgica selama sekitar 1,5 jam Boediono dan ibu Herawati menyempatkan diri juga berfoto bersama dengan Gubernur Ralahalu dan Ny.Sofie, Des Alwi, timnya dari Jakarta seperti Dirjen Perbubungan Udara Dephub Herry Bakti, Rizal Malarangeng , dan presenter kabar malam TV ONE, Tina Talisa.<br /><br />Boediono selama di Banda 26 - 28 September 2009 juga mengunjungi sejumlah cagar budaya berkaitan dengan Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Cipto Mangungkusumo, angrowisata pala, selam di perairan setempat dan tabur bunga di perairan Lautaka untuk menghormati srikandi Bhoy Kerang yang melawan penjajah Belanda.<br /><br />Selain itu, dia juga meninjau gereka tua Neira, meresmikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta meletakkan batu pertama kampus Hatta - Sjahrir dan berdialog dengan tokoh masyarakat, agama dan adat setempat. (Antara News)</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-87576140768831735092009-09-28T17:03:00.003+07:002009-09-28T17:08:46.492+07:00SAIL BANDA 2010 [2]<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BOEDIONO SIAP PROMOSIKAN SAIL BANDA 2010</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Banda, Maluku - Wakil Presiden terpilih, Boediono menyatakan kesiapannya untuk mempromosikan kegiatan pelayaran bertaraf internasional bertajuk "Sail Banda 2010."<br /><br />"Saya tidak janji, hanya bila dilantik sebagai wapres pada 20 Oktober 2009 mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saya siap mempromosikan kegiatan bertaraf internasional tersebut," katanya di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu malam.<br /><br />Ia menyatakan kesiapannya saat bertatap muka dengan tokoh masyarakat Banda dan jajaran Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yang dihadiri Wakil Bupati Imanuel Seipala, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dan sesepuh masyarakat Banda, Des Alwi.<br /><br />"Sail Banda memiliki nilai jual strategis di bidang pariwisata yang bisa menjaring para pelayar internasional dan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke daerah yang memiliki andil sangat besar bagi Indonesia itu," katanya.<br /><br />Hanya saja, ia mengingatkan nilai jual itu harus didukung dengan stabilitas keamanan yang senantiasa terpelihara sebagaimana kenyataan yang dirasakan selama kunjungannya pada 26-28 September 2009.<br /><span class="fullpost"><br />Begitu pula sarana dan prasarana seperti kepastian penerbangan reguler yang dikeluhkan masyarakat selama empat tahun terakhir, karena hanya sekali penerbangan dari sebelumnya yang mencapai tiga kali penerbangan selama sepekan.<br /><br />Selain itu, kualitas sumber daya manusia harus menunjang pengembangan pariwisata sejarah dan budaya di Pulau Banda yang sudah terkenal hingga ke mancanegara sejak abad 15.<br /><br />Sarana dan prasaran kesehatan dan jalan pada 10 pulau pada Kecamatan Banda serta sistem demokrasi dan pemerintahan bersih harus direalisasikan demi kesejahteraan masyarakat.<br /><br />"Itu merupakan bagian dari visi dan misi SBY-Boediono sehingga dipercaya rakyat Indonesia untuk memimpin bangsa ini lima tahun ke depan," katanya.<br /><br />Boediono juga mengingatkan masyarakat Banda soal wacana pengembangan daerah ini sebagai otorita seperti Batam.<br /><br />"Jangan terhanyut dengan istilah-istilah yang sebenarnya bila direalisasikan tidak sesuai dengan berbagai potensi di daerah ini," katanya.<br /><br />Sebaliknya, Boediono mengusulkan lembaga perguruan tinggi di Maluku mengkaji undang-undang kawasan ekonomi khusus yang saat ini dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau kawasan potensial.<br /><br />"Kalau hasil kajiannya strategis, silahkan usul kepada pemerintah pusat, dan sekali lagi saya tidak berjanji tetapi saya siap memperhatikan demi kesejahteraan masyarakat Banda khususnya dan masyarakat Maluku pada umumnya," katanya.[<a href="http://www.antarajatim.com">sumber</a>]</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-9184645859194475462009-09-28T16:55:00.003+07:002009-09-28T17:02:33.765+07:00SAIL BANDA 2010<div style="text-align: center; font-weight: bold;">Panitia Internasional Sail Banda 2010 Akan Survei Tiga Lokasi<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Ambon - Panitia internasional "Sail Banda 2010" dari berbagai negara bahari (maritim internasional country) akan melakukan survei pada tiga lokasi yang akan dijadikan pusat kegiatan layar di Provinsi Maluku setelah Lebaran 1430 Hijriah.<br /><br />"Selepas Lebaran, panitia internasional akan mengunjungi Maluku untuk melakukan survei di tiga lokasi yang menjadi pusat kegiatan Sail Banda 2010," kata Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Maluku, Bakrie Lumbessy, di Ambon, Jumat.<br /><br />Tiga lokasi yang ditinjau adalah Kepulauan Lucipara, Pulau Banda, dan sebuah lokasi diving di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)<br /><span class="fullpost"><br />Panitia internasional yang selama ini juga telah sukses menyelenggaran "Sail Bunaken" di Provinsi Sulawesi Utara yang diikuti ratusan perahu layar dari berbagai negara.<br /><br />Menurut dia, tiga lokasi yang telah ditetapkan menjadi tempat kegiatan "Sail Banda 2010" itu memiliki keindahan panorama bawah laut yang eksotik karena terdapat aneka jenis terumbu karang dan ikan hias yang sangat indah.<br /><br />"Khusus untuk lokasi pelaksanaan upacara bendera di bawah laut, telah ditetapkan sebuah pulau terluar di Kabupaten MBD (Maluku Barat Daya)," katanya.<br /><br />Rencana pelaksanaan "Sail Banda 2010" yang akan diikuti ratusan perahu layar dari berbagai negara di belahan dunia itu dijadwalkan akan berlangsung dari tanggal 27 Juli hingga 28 Agustus 2010.<br /><br />Untuk kawasan perairan Pulau Banda sendiri, sudah dikenal memiliki palung laut terdalam dan dihiasi aneka jenis coral (terumbu karang) yang warna-warni.<br /><br />"Banda juga memiliki aneka objek wisata kebudayaan dan sejarah serta terkenal di zaman penjelajahan samudera sejak abad 15 karena rempah-rempah sehingga dicari bangsa Eropa, kemudian ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO," katanya.<br /><br />Infokom juga meminta peran aktif insan pers di daerah ini untuk bersama-sama pemerintah dan seluruh komponen masyarakat menyukseskan kegiatan internasional itu sejak sekarang.<br /><br />"Makanya, kami akan menggunakan sistem pelayanan informasi satu pintu atau semacam media center dan merangkul seluruh media cetak maupun elektronik di daerah ini agar pemberitaannya lebih harmonis," katanya. [<a href="http://www.antarajatim.com">sumber</a>]<br /></span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-25281629831169524212009-06-26T11:17:00.005+07:002009-06-26T11:48:18.055+07:00Cerita tentang Basin Banda<div style="text-align: justify;"> Cekungan (Laut) Banda secara tektonik kompleks dan pemikiran-pemikiran tentang kejadiannya telah menyebabkan perdebatan yang lama di antara para ahli yang pernah menelitinya. Beberapa konsepnya seperti berikut ini.<br /><br />Laut Banda mempunyai batuan dasar kerak samudera. Aliran bahang (heat flow) yang rendah dan kedalaman batuan dasarnya yang lebih daripada 4500 meter mendukung argumen bahwa kerak samudera Banda merupakan kerak tua (Mesozoik – awal Tersier) yang sekarang terperangkap terkurung oleh busur volkanik dan non-volkanik Busur Banda) (Lapouille et al., 1986 : Age and origin of the seafloor of the Banda Sea, Eastern Indonesia : Oceanological Acta, 8, pp. 379–389). Hipotesis kerak samudera berumur Mesozoikum yang terkurung atau terperangkap oleh pembusuran Busur Banda harus dibuktikan oleh peneraan umur kerak samudera ini – yaitu mesti berumur tua. Masalahnya adalah, terdapat kontroversi soal umur ini.<br /><br />Hipotesis “Banda tua” ditantang oleh Honthaas et al. (1998 : A Neogene back-arc origin for the Banda Sea basins: geochemical and geochronological constraints from the Banda ridges, East Indonesia, Tectonophysics, 298, pp. 297–317) yang berdasarkan contoh batuan backarc basalt dari singkapan gawir sesar pada batuan dasar Banda Utara menghasilkan umur 9.4–7.3 Ma (Miosen Akhir). Berdasarkan dredged samples (contoh batuan hasil pengerukan dasar laut) dari Lucipara dan punggungan bawahlaut Nieuwerkerk Emperor of China dan pulau-pulau volkanik di Laut Banda, ditemukan bahwa kerak Banda berumur Miosen Akhir - Pliosen Awal. Contoh batuan ini berupa backarc basalt dan andesit yang mengandung kordierit dan silimanit. Hadirnya kordierit dan silimanit sebagai xenocrysts, dan secara petrokimia punya kandungan Sr tinggi dan Nd rendah mengindikasi bahwa batuan volcanik terbentuk oleh penerobosan kerak kontinen.<br /><br /><span class="fullpost">Hasil ini telah menggiring Honthaas et al. (1998) menafsirkan bahwa Punggungan Banda, yaitu wilayah-wilayah tinggi di Laut Banda sebagaikerak kontinen yang dulunya berasal dari tepi Sulawesi kemudian pindah ke posisinya sekarang oleh pemekaran dalam-busur (intra-arc spreading). Fragmen benua ini bergerak menjauh sampai ke selatan Banda oleh proses “diffuse spreading” dan pemekaran dalam-busur yang terjadi berulang-ulang selama Mio-Pliosen.<br /><br />Sebuah kompleks busur volkanik kemudian berkembang di sisi selatan fragmen benua ini. Berdasarkan model ini, maka pulau-pulau volkanik di Nusa Tenggara Timur (Busur Sunda bagian timur atau Busur Banda bagian barat) dari Pantar ke Damar merupakan pulau-pulau gunungapi yang menumpang di atas kerak kontinen. Segmen Wetar dan Punggungan Lucipara, yang masing-masing berposisi di selatan dan utara Banda Selatan, merupakan single volcanic arc berumur 8-7 Ma yang dibentuk oleh subduksi kerak samudera Hindia di bawah kerak kontinen dengan sudut Wadati-Benioff yang curam.<br /><br />Laut Banda saat ini adalah produk pemekaran Cekungan Banda Selatan oleh proses intra-arc opening pada 6.5-3.5 Ma yang memisahkan Segmen Wetar dan Punggungan Lucipara. Proses pemekaran terhenti pada sekitar 3 Ma karena terjadinya benturan busur-benua di sebelah Wetar (Australia vs Timor) dan utara Punggungan Lucipara (Kepala Burung vs Seram).<br /><br />Namun, umur muda Banda ini bertentangan dengan kenyataan kedalaman Laut Banda yang sangat dalam (sekitar 5000 meter). Sebuah kerak yang muda dikatakan tak mungkin sedalam itu. Meskipun demikian, para pembela “young age Banda Sea, punya jawaban atas sanggahan ini. Misalnya Hinschberger et al. (2001 : Magnetic lineations constraints for the back-arc opening of the Late Neogene south Banda Basin, eastern Indonesia, Tectonophysics, pp. 333, 47–59) menawarkan tiga mekanisme yang menyebabkan Laut Banda dalam meskipun muda, yaitu : (1) rapid thermal subsidence karena hilangnya panas di sebuah cekungan yang kecil, (2) tectonic subsidence akibat compressive tectonic setting di sekelilingnya (model kompensasi isostatik), dan (3) induced tectonic subsidence akibat drag stress oleh dua kerak samudera (slab) yang menunjam di bawah Banda (yaitu slab Banda dan Seram) yang berkonvergen di bawah Banda. Argumen nomor 3 a.l. didukung oleh Hill (2005 : Tectonics and regional structure of Seram and the Banda Arc, Indonesian Petroleum Association Newsletter, July 2005, pp. 16-28).<br /><br />Teori tentang asal Laut Banda terakhir diusulkan oleh Harris (2006 : Rise and fall of the eastern great Indonesian arc recorded by assembly, dispersion and accretion of the Banda terrane, Timor, Gondwana Research, 10, pp. 207-231) yang menulis bahwa Laut Banda pada mulanya berhubungan dengan subduction rollback (pencuraman bidang subduksi oleh perlambatan gerak penunjaman) kerak samudera tua Lempeng Australia/Hindia. Bagian atas lempeng ini mengalami pemekaran (suprasubduction zone seafloor spreading) membentuk Cekungan Laut Banda Sea. Kemudian, oleh gerak mundurnya palung, menyebabkan bagian Banda Terrane yang paling selatan berbenturan dengan tepi benua Australia. Dalam proses benturan ini, Banda collisional terrane terlipat, lepas (detached), dan terangkat. Saat ini, bagian paling selatan Banda Terrane membentuk tumpukan sesar naik bersudut landai (thrust sheet) yang alokton (berasal dari tempat lain) serta berposisi sebagai tepi struktur jalur lipatan dan sesar Timor fold. Ketika benturan terus berjalan, tepi struktur ini melebar sehingga batas lempeng Australia terlokalisasi di posisi belakang busur yang secara termal melemah oleh penunjaman kerak samudera Laut Banda bagian selatan di bawah Busur Banda. Penutupan Cekungan Laut Banda oleh pembusuran dan benturan di sekelilingnya telah menyebabkan bagian-bagian alokton Banda Terrane berbenturan dengan fragmen-fragmen autokton (asli di tempat itu) Banda Terrane yang terdapat di kerak Banda, lalu akhirnya berbenturan kembali dengan Sulawesi, tempat asal sebenarnya fragmen-fragmen ini pada 50 Ma.<br /><br />Demikian beberapa kompleksitas pemikiran-pemikiran yang berkembang soal asal Laut Banda. Meskipun kompleks, sangat menarik mengikutinya. Para ahli kita pun (Indonesia) turut terlibat dalam paper-paper yang saya kutip di atas, sebagai anggota tim tektonik dan survey geomarin baik dari Prancis, Jepang, Amerika, maupun Indonesia sendiri. Beberapa nama misalnya : Hardi Prasetyo, Ade Kadarusman, Safri Burhanuddin. Banyak mata dunia tertuju ke Laut Banda – sebuah kompleksitas tektonik luar biasa yang tersembunyi di balik birunya Laut Banda “yang teduh tanda dalam”.<br /><br />Cerita lebih lanjut tentang Laut Banda ini dan pengurungannya oleh Busur Banda serta semua jalur benturan di Indonesia bisa diikuti di publikasi saya dan rekan-rekan yang saya presentasikan di Joint Convention PIT IAGI-HAGI-IATMI 2007 Bali (Satyana et al., 2007 : Collisional Orogens in Indonesia : Origin, Anatomy, and Nature of Deformation, CD Proceedings PIT IAGI). Versi asli paper ini panjang (64 halaman) meramu 123 publikasi dan mengemukakan beberapa konsep baru dalam collision tectonics. Indonesia adalah wilayah konvergensi tiga lempeng besar. Suatu konvergensi lempeng, mau tak mau, berimplikasi kepada benturan antar terrane tektonik. Maka, haruslah ada penelitian tentang tektonik benturan tersebut. Paper ini hanyalah suatu usaha awal ke arah itu (<a href="http://www.geounpad.ac.id/07/jun/2009/banda-basin">source</a>)<br /></span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-75182695646772534412009-06-04T15:07:00.004+07:002009-06-04T15:19:33.209+07:00Sjahrir dalam Dokumentasi Des Alwi<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://images.kompas.com/images.php?path=foto/20092/26/36480p.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 243px; height: 169px;" src="http://images.kompas.com/images.php?path=foto/20092/26/36480p.JPG" alt="" border="0" /></a>JAKARTA, Sejarawan sekaligus pelaku sejarah Des Alwi membuat film dokumenter mengenai mantan perdana menteri pertama RI Sutan Sjahrir, yang telah ditayangkan pada 5 Maret 2009, atau bertepatan dengan peringatan seratus tahun kelahiran Sjahrir.<br /><br />"Saya sedang menyiapkan satu film dokumenter tentang Sutan Sjahrir, mulai dari lahir hingga wafatnya," katanya dalam jumpa pers Peringatan 100 Tahun Sutan Sjahrir di Jakarta.<br /><br />Selain Des Alwi, hadir dalam jumpa pers itu sejumlah tokoh penggagas acara seperti putera-puteri Sutan Sjahrir, Kriya Arsyah Sjahrir dan Siti Rabyah Parvati, kerabat dekat Sjahrir Nugroho Wisnumurti, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, pengamat politik Daniel Dhakidae, sosiolog Imam Prasojo, aktivis 66 Rahman Tolleng, tokoh pers Aristides Katoppo dan Sabam Siagian.<br /><span class="fullpost"><br />Menurut Des Alwi, dirinya mengenal Sutan Sjahrir ketika Sjahrir bersama Bung Hatta diasingkan oleh Belanda ke Banda Naira, Maluku, yang juga tempat asalnya.<br /><br />Film dokumenter ini akan bercerita mulai dari Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumbar, 5 Maret 1090, lalu ikut ayahnya bertugas di Bandung," katanya.<br /><br />Des menuturkan, sejak kecil Sutan Sjahrir tidak suka pemberontakan, namun ketika diajak mendengarkan pidato dr Cipto Mangunkusumo di Bandung, barulah ia menjadi seorang nasionalis.<br /><br />Selanjutnya, katanya, Sutan Sjahrir dikirim ayahnya untuk bersekolah di Belanda dan sekembalinya ke Tanah Air bergabung dengan Bung Karno dan Bung Hatta memperjuangkan kemerdekaan RI.<br /><br />Film dokumenter itu, lanjutnya, juga berisi perjuangan Sjahrir hingga masuk penjara, lalu dibuang ke Digul, Irian Jaya, selama setahun bersama Bung Hatta, sebelum diasingkan lagi ke Banda Naira.<br /><br />"Kita akan putar pada 5 Maret. Kalau sudah menonton film ini, pasti akan lebih mengetahui sejarah nasional, khususnya tentang Sutan Sjahrir," katanya.<br /><br />Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumbar, 5 Maret 1909. Ia dikaruniai dua orang anak, yakni Kriya Arsyah dan Siti Rabyah Parvati, dari hasil pernikahannya dengan Siti Wahyunah, pada tahun 1951.<br /><br />Sutan Sjahrir pernah menjabat Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merangkap Ketua Badan Pekerja KNIP pada 16 Oktober-28 November 1945. Sjahrir juga pernah tiga kali memimpin kabinet parlementer sebagai Perdana Menteri pada 15 November 1945 sampai 27 Juni 1947.<br /><br />Pada 30 Juni 1947 hingga akhir Januari 1950, Sutan Sjahrir menjabat sebagai penasihat presiden RI. Ia juga pernah menjadi Duta Besar Keliling RI pada 1947. Sejak akhir Januari 1950 Sutan Sjahrir tidak lagi memegang suatu jabatan negara (Kompas, 2009)</span></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-25248274211550795792009-05-31T15:25:00.005+07:002009-06-04T15:32:13.668+07:00Tipe Pemimpin Kita<div align="center">dari: A'a Gym </div><br /><div align="justify"><br />Pengklasifikasian karyawan dan pejabat kantor ini didekati dengan istilah hukum yang digunakan dalam agama Islam. Pendekatan ini sama sekali bukan untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai istilah hukum tersebut, melainkan hanya sekedar guna mempermudah pemahaman kita karena makna dari istilah hukum tersebut sangat sederhana dan akrab bagi kita. Mudah-mudahan bisa jadi cara yang praktis untuk mengukur dan menilai diri sendiri. (Ide dasar ini diambil dari pendapat Emha Ainun Najib)<br /><br /><strong>1. Karyawan / Pejabat "Wajib"</strong><br />Tipe karyawan atau pejabat wajib ini memiliki ciri : keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan kehilangan. Dia sangat disukai karena pribadinya sangat mengesankan, wajahnya yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan siapapun yang berjumpa dengannya. <br /><br />Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan. Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan senang dengankehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat dengan keberadaannya <br /><span class="fullpost"><br /><strong>2. Karyawan / Pejabat "Sunnah"</strong><br />Ciri dari karyawan/pejabat tipe ini adalah : kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan. Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan, berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu mendalam.<br />Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.<br /><strong>3. Karyawan / Pejabat "Mubah"</strong><br />Ciri khas karyawan atau pejabat tipe ini adalah : ada dan tiadanya sama saja.<br />Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini, kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan kepergiannya pun tak terasa kehilangan. Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan, perbaikan dan hal produktiflainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak menarik, datar-datar saja. Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna. Harus segera dipelajarilatar belakang dan penyebabnya, andaikata bisa dimotivasi dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, mudah-mudahan bisa meningkat semangatnya.<br /><strong>4. Karyawan / Pejabat "Makruh"</strong><br />Ciri dari karyawan dan pejabat kelompok ini adalah : adanya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah. Bila dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerjaserta kinerja yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada.<br />Misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas, tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.<br /><strong>5. Karyawan / Pejabat "Haram"<br /></strong>Ciri khas dari kelompok ini adalah : kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan. Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri. <br />Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".<br /><br />Silahkan anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...? Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merobah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada". Semoga!<br /><br /></div></span>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-75008613327689046422009-05-30T12:38:00.004+07:002009-05-31T15:00:16.484+07:00Sjahrir dimata Banda & Indonesia<div align="center"><br />Oleh <strong>Muhammad Farid, M.Sos</strong><br />Dosen Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora STKIP Hatta-Sjahrir </div><div align="justify"><br /><br />Adakah orang Banda yang tidak kenal Sjahrir? Disamping popularitas Mohammad Hatta, sutan Sjahrir juga tidak kalah harum namanya di Banda Naira, pulau kecil tempat diasingkannya sejumlah tokoh pergerakan nasional sejak 1936 sampai 1942. Meski tergolong muda, Sjahrir tetap dihargai dan dihormati pemikirannya, bahkan—menurut banyak ahli sejarah—melampaui Mohammad Hatta atau Ir. Soekarno itu sendiri.</div><div align="justify"><br />Namun bagaimanakah status (popularitas) Sjahrir dimata orang Indonesia umumnya? Jawabannya sungguh sangat menyedihkan. Menurut putri kedua Sutan Sjahrir, Siti Rabyah Parvati Sjah, “kebanyakan orang masa kini, generasi muda, mulai SD sampai mahasiswa, tokoh sipil ataupun militer, guru sejarah, tidak mengenal siapa Sjahrir.” Ironis memang, seorang pejuang, sekaligus negarawan, Sjahrir justru terlupakan bangsanya sendiri.<br /><br /><strong>SIAPAKAH SJAHRIR?<br /></strong>Sjahrir adalah Perdana Menteri (PM) pertama Indonesia dengan begitu banyak pengalaman dalam diplomasi di masa kemerdekaan. Bahkan menurut para ahli sejarah, Sjahrir berperan penuh dalam membidani sistem parlemen itu sendiri. Sebagaimana yang ditulis Goerge McTurnan Kahin, dalam Nationalism and Revolution in Indonesia, Ia (Sjahrir) adalah asitek terjadinya pergeseran sistem pemerintahan pada November 1945 dari sistem Presidensial menuju Parlementer.<br /><span class="fullpost"><br />Di usia belasan tahun, Sjahrir telah terlibat aktif dalam perjuangan revolusi, bahkan ikut mempelopori lahirnya sumpah pemuda pada Oktober 1928. Kahin mengemukakan, Sjahrir adalah tokoh paling berpengaruh menjelang Proklamasi Kemerdekaan. Meski tidak sedikit pula para ahli yang menentang pendapat itu. </span></div><span class="fullpost"><div align="justify"><br />Mungkin hanya orang Banda yang paling antusias mendukung peran Sjahrir terhadap kemerdekaan RI. Sebab, dimasa pembuangannya di Banda Naira, Sjahrir bersama Hatta telah membuktikan peranannya dengan mendirikan Sekolah Rakjat, yang bertempat di halaman belakang rumah Hatta. Menurut Des Awli (murid, sekaligus anak angkat keduanya), Hatta dan Sjahrir seringkali secara “sembunyi-sembunyi” mengajarkan nyanyian-nyanyian dengan irama lagu kebangsaan Indonesia Raya kepada murid-muridnya dalam bahasa Indo-Arab, jauh sebelum telinga orang Indonesia mendengarnya.</div><div align="justify"><br />Aktivitas keduanya pun dibagi, jika Hatta lebih sibuk dengan urusan sekolah dan sering menghabiskan waktunya bersama buku-buku kesayangannya, Sjahrir lebih banyak memfokuskan dirinya bertemu para pemuda dan warga Banda sekitarnya. Meski demikian keduanya sama populer nya di mata orang Banda.<br /><br /><strong>SJAHRIR DIMATA BANDA DAN INDONESIA</strong><br />Lalu bagaimana “nasib” Sjahrir di wilayah lain negara ini? Dalam sebuah catatan perjalanan yang ditulis Syafruddin Ujang, tahun 2006—sebagai salah satu anggota rombongan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono, yang berkunjung ke Banda Naira untuk menghadiri lustrum perdana STP Hatta-Sjahrir—dapat kita lihat jelas perbedaannya. “Kepahlawanan Bung Hatta dan Bung Sjahrir yang dipuja di Banda Naira, nyaris tercerabut di Minangkabau” (asal kelahiran kedua tokoh, red), demikian awal tulisan Ujang. </div><div align="justify"></div><div align="justify">Namun yang paling mengagumkan bagi penulis, adalah “bagaimana orang Banda mengapresiasi kedua tokoh nasional tersebut. Meski cuma tinggal selama enam tahun di masa pembuangan, Bung Hatta, Sjahrir dan sejumlah tokoh pergerakan kemerdekaan lainnya seperti dr. Tjipto Mangunkoesoemo dan I.K. Soemantri, sangatlah berkesan di hati masyarakat Banda….Dibuktikan dengan terpeliharanya rumah-rumah pengasingan tokoh-tokoh tersebut. Mengabadikan nama Hatta dan Sjahrir, untuk sebuah Masjid, dan juga untuk dua buah pulau, yaitu Pulau Pisang menjadi pulau Sjahrir, dan Pulau Rosengging menjadi Pulau Hatta…” </div><div align="justify"><br />Tidak cukup sampai disitu, pada tahun 2001 silam, dibawah Yayasan Warisan dan Budaya Banda yang dipimpin Des Alwi, warga Banda Naira sepakat untuk mendirikan sebuah Perguruan Tinggi yang bernama Hatta-Sjahrir. Kini Lembaga Pendidikan—yang dipimpin langsung oleh Prof.Dr. Hamadi Husain, seorang putra asli Banda—tengah meningkatkan kualitasnya menuju Universitas, dengan tiga Fakultas; Fakultas Perikanan (terakreditasi), Fakultas Pendidikan (SK resmi tahun 2009), dan Fakultas Pertanian (tahap usulan). </div><div align="justify"><br />Apresiasi yang begitu tinggi terhadap tokoh Nasional, khususnya Sjahrir di Banda Naira, tampaknya tak terjadi di wilayah Indonesia lainnya. Khususnya Sutan Sjahrir di tanah Minang tempat kelahirannya seolah lenyap ditelan bumi. Dari catatan sejarah, Sjahir, lahir di Padang Panjang pada lima Maret seribu sembilan ratus kosong sembilan. Namun peninggalan Sjahrir semasa kecil sulit ditemukan. Jejak yang masih bisa dilacak, adalah mengunjungi rumah adik tirinya, Rohana Kudus di Kampung Labuah Gadang di Koto Gadang. Namun, tidak ada satupun orang yang bisa ditemui. Kabarnya, rumah ini sejak lama sepi ditinggal penghuninya. Begitu pula dengan rumah kedua orang tua Sjahrir di Kampung Piliang, masih di Koto Gadang. Rumah besar ini kosong dan tidak terawat. Jejak Sjahrir sudah sulit ditemukan di tanah kelahiranya. Sejarah hanya mencatat, ia lahir di Tanah Minang ini dan tahun 1966 tutup usia di dalam tahanan di Zurich - Swiss. "Di samping Sjahrir, Tan Malaka juga tak bisa kalian cari," demikian tutur Oom Des, sapaan akrab Des Alwi.<br /><br /><strong>INTELEKTUALISME SJAHRIR</strong>: Upaya memanusiakan manusia Indonesia </div><div align="justify"><br />Sebagai bapak Sosialisme Indonesia, pemikiran dan visi Sjahrir terlampau jauh menembus zamannya, bahkan melampaui Soekarno dan Hatta itu sendiri, demikian pengakuan banyak ahli.<br />Menurut John Legge, seorang ahli sejarah Universitas Monash, Australia, yang dikutip Herdi Sahrasad, pemikiran Sjahrir mempunyai makna dalam beragam interpretasi. Makna pemikirannya bukan terletak pada perannya sebagai sebuah organisasi politik, melainkan pada fakta, bahwa dia merepresentasikan suatu aliran moral dan politik yang bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa kita. Dia memperjuangkan human dignity, martabat manusia dengan segala suka dukanya. (Jawa Pos, 4 Maret, 2009). </div><div align="justify"><br />Mungkin hanya Sjahrir, dan segelintir pejuang dan intelektual Indonesia yang aktif memperjuangkan martabat bangsa, sesuatu yang sudah terlalu asing pada pribadi petinggi negara kini. Perilaku korup, indisipliner, terjerat dalam belitan skandal moral, adalah bukti moral petinggi negara dan bangsa ini sedang kritis. Meskipun bukan sosok yang paling berpengaruh (dibawah bayang-bayang nama besar Soekarno-Hatta), Sjahrir muda telah meletakkan dasar prilaku dan moral yang mengagumkan, dan memberi contoh yang begitu mulia, bukan saja kepada pemuda-pemudi Indonesia, namun juga kepada orang yang lebih tua darinya. </div><div align="justify"><br />Sebagai intelektual, ia enggan menjadi menara gading hingga melupakan rakyatnya yang jelata dan tak berpendidikan. Sebagai pemuda, ia tidak tercerabut dari akar moralitas hingga terjerat dalam belitan prilaku amoral. Jujur, Indonesia masih merindukan Sjahrir-Sjahrir muda terlahir kembali. Bangkit dan melawan krisis intelektualisme dan moralitas bangsa yang carut-marut ini.<br /></div></span>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-48188201331013829082008-12-07T14:42:00.007+07:002008-12-07T14:53:00.155+07:00Met Idul Adha 1429 H<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/STuAGFgoFgI/AAAAAAAAAYg/GVW18bsyPns/s1600-h/Banda+naira+met+Idul+adha+copy.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 383px; height: 284px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/STuAGFgoFgI/AAAAAAAAAYg/GVW18bsyPns/s320/Banda+naira+met+Idul+adha+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5276952230441260546" border="0" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size:180%;"><br />Selamat Hari Raya Idul Adha</span><br /><span style="font-size:180%;">10 Dzulhijjah 1429 H</span><br /></div><div style="text-align: center;"><br /></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-59244089224870208462008-11-25T11:45:00.010+07:002008-11-25T18:28:25.833+07:00Cuci Parigi Pusaka Lonthoir<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">ROFAERWAR: TRADISI TANPA MENINGGALKAN RELIGI</span><br /></div><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/SSuEyO48YFI/AAAAAAAAAYI/VOid_jM-ZTo/s1600-h/Negeri+Lonthoir.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 224px; height: 122px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_xZH6nsslhzg/SSuEyO48YFI/AAAAAAAAAYI/VOid_jM-ZTo/s320/Negeri+Lonthoir.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5272453787292557394" border="0" /></a>BANDA NAIRA. Tradisi Cuci Parigi Pusaka atau biasa dikenal dengan ROFAERWAR di Negeri Lonthoir, Banda Naira Kabupaten Maluku Tengah menyedot perhatian wisatawan lokal dan mancanegara. Tradisi yang dilakukan 10 tahunan tersebut menarik minat warga dari berbagai daerah termasuk masyarakat Maluku, Sulawesi dan Jawa. Tak ketinggalan wisatawan dari berbagai negara ikut ambil bagian dalam tradisi yang penuh dengan nuansa magis tersebut. Dari pantauan kami di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon pada sabtu sore, ribuan wisatawan dari berbagai daerah dan juga masyarakat keturunan Banda mengikuti pelayaran dengan Kapal Pelni KM Ciremai menuju Banda Naira. Tak ketinggalan juga ratusan turis dari mancanegara ikut dalam pelayaran tersebut.<br /><br />Dalam waktu sekitar 7 jam Kapal tersebut tiba di Banda Naira. Tak ketinggalan sejumlah kapal pesiar dari mancanegara turut ambil bagian di Perairan Banda Naira. Yang menarik Tradisi ini setiap kali dilaksanakan, dikunjungi puluhan ribu pengunjung dari berbagai daerah dan berbagai negara. Sekedar informasi Parigi Pusaka yang mempunyai cerita unik dari Negeri Lonthoir Banda Naira adalah Parigi (Sumur) yang terletak di atas bukit dan memiliki sumber air yang sangat menyejukkan. Sumur tersebut bila diamati secara seksama terlihat menyerupai kepala kucing. Cerita magis dari sumur tersebut, jika airnya kering pada satu waktu maka akan terjadi satu musibah sangat besar yang akan menimpa salah satu negeri atau dunia. Wallahualam. Dalam prosesinya, Parigi Pusaka dicuci dengan menggunakan <span style="font-style: italic;">kain gajah</span> --kain putih yang panjangnya 99 meter-- dan diarak --oleh semua orang yang hadir saat itu-- menuju pantai. Selain Tradisi Cuci Parigi masih terdapat sejumlah kegiatan tradisional seperti Lomba Kora-Kora (Belang) dan beberapa kegiatan lainnya, termasuk "<span style="font-style: italic;">kasnai kapala masjid</span>" yang dilaksanakan beberapa hari sebelum ROFAERWAR. Pelaksanaan Cuci Parigi Pusaka Lonthoir sebelas (11) tahun sebelumnya berlangsung pada hari Senin, 20 November 1997 dan kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 November 2008. (mix sources)</div><div style="text-align: center;"><br />........"<span style="font-style: italic;font-size:100%;" ><span>tradisi tanpa harus meninggalkan religi</span></span>"......<br /></div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-7565087305366632442008-11-06T11:37:00.005+07:002008-11-06T13:00:53.310+07:00Info Penyetaraan Guru dan Dosen Swasta<div style="text-align: justify;">Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional, Baedhowi mengatakan, pemerintah mempunyai kepedulian dan keinginan besar untuk membantu meningkatkan kesejahteraan guru swasta. Sebab, sesuai amanat UU tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan UU tentang Guru dan Dosen, tidak ada lagi dikotomi atau pembedaan antara guru pegawai negeri sipil (PNS) dan guru swasta. Dalam tahun anggaran 2008, pemerintah menyediakan pagu anggaran untuk program, penyetaraan guru swasta dengan guru PNS (impassing) sebesar Rp 14,7 miliar. Namun dana itu tidak terserap sama sekali karena tak seorang pun dari sekitar 5.000 guru swasta yang telah mengikuti program ini lolos seleksi. Mereka gagal karena belum diangkat menjadi guru tetap oleh yayasannya. Walaupun demikian, para guru swasta harus senantiasa optimis untuk berusaha menikmati tunjangan yang disediakan pemerintah tersebut.<br /><br />Sama halnya dengan guru, para Dosen swasta juga sedang dalam proses sertifikasi dan penyetaraan ini. Kabar ini tentunya amat berarti bagi para dosen swasta yang mengabdi di wilayah-wilayah kecil seperti di Banda Naira. Di Kepulauan nan indah ini, sejak tahun 2001 telah berdiri <a href="http://evaluasi.or.id/profile-nidn.php">Sekolah Tinggi Perikanan Hatta-Sjahrir</a> dibawah kordinasi Kopertis Wilayah XII. Berdasarkan Surat Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti <a href="http://ditnaga-dikti.org/ditnaga/opendoc.php?page=0&exp=0&id=167&date=2008-11-06%2009:40:15">Nomor : 2954 /D4.2/2008 tanggal 22 Oktober 2008</a>, jumlah tenaga pengajar yayasan di Kopertis Wilayah XII mencapai 2,084 dan 569 diantaranya telah memiliki jabatan fungsional. Dari ke-569 dosen tersebut, terdapat 322 Asisten Ahli bergelar S1, 122 Asisten Ahli bergelar S2, 2 Asisten Ahli bergelar S3. Dalam jabatan Lektor, terdapat 38 Lektor bergelar S1, 58 Lektor bergelar S2, dan 10 Lektor bergelar S3, sementara itu, terdapat 4 Lektor Kepala bergelar S1, 9 Lektor Kepala bergelar S2, 2 Lektor Kepala bergelar S3 serta 2 Guru Besar. Data ini tentunya belum final karena masih harus diklarifikasi kembali baik oleh kopertis maupun oleh PTS. Namun bila anda adalah tenaga pengajar yang menjadi bagian dalam data yang kami sampaikan tsb., maka bersiap-siaplah karena pemerintah sedang menyusun anggaran tujangan dosen perguruan tinggi negeri dan yayasan tahun 2009. .....</div>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5025948764999521538.post-34170406948439761912008-11-05T10:52:00.004+07:002008-11-05T11:05:05.342+07:00The Abu-Abuers "Goyang" Banda Naira<div style="text-align: justify;">BANDA NAIRA. Pentas seni yang digelar SMU Negeri 1 Banda, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah tiga malam berturut-turut sejak tanggal 5-7 Oktober malam, berlokasi di halaman sekolah, cukup memukau warga setempat yang datang dari pelbagai pelosok.<br /><br />Acara itu dikemas tak hanya melibatkan "the abu-abuers", namun warga yang berbakat juga ikut ambil bagian dalam memeriahkan acara dimaksud. Mulai dari tari-tarian, puisi, disko poco-poco, musik rock hingga dandut dipentaskan dalam gawe terbesar sejak sekolah itu didirikan.<br /><br />Sejak dipentaskan acara itu, para pengunjung mencapai ribuan orang berdesak-desakan. Mereka datang menyaksikan kebolehan peserta pentas seni dari berbagai penjuru daerah di Kecamatan Banda. Mereka seolah-olah “dihipnotis” oleh atraksi seni yang disuguhkan itu. <br /><span class="fullpost"><br />“Tiga malam ini kita warga Banda benar-benar “digoyang” para peserta seni,” ungkap Marwan salah seorang warga Desa Lonthoir yang menyaksikan acara itu, kepada wartawan.<br /><br />Menurutnya, ini hiburan spektakuler yang baru pernah terjadi di Banda. “Kita perlu memberikan apresiasi positif kepada pengambil kebijakan di SMU Negeri Satu Banda dalam menyajikan pentas seni ini,” ungkapnya.<br /><br />Tak hanya Marwan, Ardani misalnya yang sempat ditemui memberikan pernyataan senada. Ia mengatakan, pentas-pentas semacam ini harus menjadi skedul tetap untuk dikelola saban tahun.<br /><br />Pasalnya, lanjut Ardani, acara ini akan sangat memberikan kontribusi positif dalam mengali bakat-bakat seni anak Banda. “Ini merupakan sebuah prestasi dimana-bakat-bakat seni anak-anak Banda, baik itu pelajar maupun warga biasa dapat menunjukan bakat mereka di depan umum,” paparnya.<br /><br />Yang menarik adalam acara itu, adalah kehadiran para turis manca negara. Mereka juga terlihat begitu kagum dan merasa dihibur dengan pelbagai pentas seni yang digelar. Hal ini bisa terlihat dari antusias mereka dalam mengikuti acara itu tuntas hingga larut malam.<br /><br />Para turis manca negara juga berbuar jadi satu bersama warga. Sesekali mereka juga tampak “bergoyang-goyang” mengikuti irama musik dandut yang disuguhkan. “Acara semcam ini bisa jadi satu aset berharga dalam mengaet wisatawan manca negara. Karena itu, acara semacam ini harus lebih mantap lagi dikemas untuk tahun-tahun mendatang,” tambah Marwan. (<a href="http://www.kbomaluku.com/content/view/634/99/">Ongkie - KBO Maluku</a>)<br /></div></span>joe embinhttp://www.blogger.com/profile/17594145938155387851noreply@blogger.com1